Laman

Selamat Datang...

Berbagi isi hati dan pemikiran...
Berbagi asa untuk mencapainya bersama untuk sebuah kemajuan...

Minggu, 07 Desember 2008

Be a Good Adventurer!!!


AKSI bukan sinonim dari demonstrasi yang biasa dilakukan mahasiswa. AKSI adalah singkatan dari Ajang Keakraban Psikologi, acara tahunan yang diselenggarakan oleh Sie. Kerohanian Islam Psikologi (SKRIPSI), Fak. Psikologi, Universitas Diponegoro. AKSI tahun ini dilaksanakan tanggal 29 dan 30 November 2008 di Tuntang (Kab. Semarang atau Salatiga, ya?) dan untuk pertama kalinya aku jadi panitia, yang sayangnya “tak jelas ada di mana”. Namun, ada baiknya ternyata. Pertama kalinya aku menjadi fasilitator untuk salah satu kelompok peserta. Ugh… jadi kakak akhirnya.

Aku termasuk orang yang betah duduk dalam ruangan dan mendengar ceramah atau presentasi materi. Berikut ini, aku mau cerita sedikit mengenai salah satu materi favoritku di hari pertama yang berjudul How to be a Good Adventurer.

Hidup adalah panggung sandiwara, sehingga pertanyaan yang tepat adalah How to be a Good Actor/ Actrees. Rasanya, menganggap hidup bagaikan petualangan adalah hanya milik orang-orang yang gila tantangan, bersemangat dan cinta perjuangan yang dengannya ia menemukan makna kehidupan yang dijalaninya. Apakah kita adalah petualang sejati?

Materi ini memang ditujukan kepada mahasiswa, sebagai salah satu jenis dari banyak jenis petualang di dunia. Beberapa tahun kuliah, sebenarnya kita sedang bertualang, lho. Hanya saja banyak yang tidak sadar. Banyak yang menyerah di tengah perjalanan. Andaikan kita hidup sebagai pelaut di tengah samudra, tentu tidak mau berhenti di tengah laut, kan? Apapun keadaannya, kita bertekad pulang ke darat.

Menyerah, operasionalnya adalah berkata, “Saya tidak bisa.” Petualang yang menyerah, cobalah cek kembali apa isi pikiran Anda. Karena pikiran adalah tempat semua informasi mengenai dunia disimpan. Petualang yang menyerah, cobalah cek kembali informasi apa saja yang Anda terima.

Pada hari itu, saya mendapat “rumus” bagus yang layak dibagi-bagi.

Jika aku mengubah pikiranku, maka aku akan mengubah keyakinanku.

Jika aku mengubah keyakinanku, maka aku akan mengubah harapanku.

Jika aku mengubah harapanku, maka aku akan mengubah sikapku.

Jika aku mengubah sikapku, maka aku akan mengubah tingkah lakuku.

Jika aku mengubah tingkah lakuku, maka aku akan mengubah kinerjaku.

Jika aku mengubah kinerjaku, maka aku akan mengubah nasibku.

Jika aku mengubah nasibku, maka aku akan mengubah hidupku.

Dunia sebagai fakta, objektifnya adalah sama bagi siapa saja. Yang menjadikannya berbeda adalah bagaimana kita memberi makna fakta tersebut dalam pikiran kita. Dalam psikologi, fungsi jiwa terdiri atas tiga bagian: kognitif (pikiran), afektif (perasaan), dan konatif (perilaku), yang ketiganya adalah satu sistem yang organismik, saling mempengaruhi satu sama lain.

Satu hal yang kita yakini di sini adalah bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengatur kehidupannya sendiri, memiliki mimpi yang ingin dicapai, dan sesungguhnya dapat ia capai. Inilah hal pertama yang dapat kita lakukan: mengubah cara pandang kita, pikiran-pikiran kita tentang suatu kejadian. Ketika berpikir akan menyerah (negatif), jangan biarkan diri tenggelam dalam pikiran negatif itu. Untuk beberapa hal, sesuatu dapat kita kendalikan, kendalikan pikiran kita untuk tetap berpikir positif: Aku bisa!

Pikiran kita akan mempengaruhi keyakinan-keyakinan diri. Keyakinan muncul karena suatu hal yang diulang-ulang dialami atau dipikirkan dan tertanam dalam diri. Yakin bahwa kita bisa akan mempengaruhi motivasi hidup menjalani hari dan menghadapi masa depan. Motivasi berperilaku muncul karena ada suatu kebutuhan yang ingin diraih dan artinya kita mengharapkan sesuatu.

Harapan menandakan adanya optimisme dalam hidup. Harapan ini akan mempengaruhi sikap kita terhadap suatu peristiwa. Apakah kita suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, kita tertantang atau tidak tertantang. Ketika kita memiliki sikap positif, sikap akan menjadi awal sebelum terjadinya perilaku, yang meramalkan apa yang akan kita lakukan.

Sikap yang positif akan mempengaruhi efektifitas perilaku kita dalam upaya mencapai suatu tujuan. Efektifitas ini dapat dilihat dalam suatu kinerja: bagaimana kita memimpin diri, merencanakan dan mengatur setiap waktu untuk fokus pada apa yang ingin diraih. Jika sedikit demi sedikit akan menjadi bukit, maka perilaku-perilaku kecil kita yang positif dan efektif, yang dimulai sejak saat ini akan mempengaruhi pencapaian. Pencapaian adalah nasib yang kita rencanakan di masa lalu.

Kumpulan nasib, nasib, dan nasib, di mana saja, kapan saja, apapun yang terjadi adalah nasib. Nasib adalah kenyataan hidup. Karena itulah, nasib akan mempengaruhi hidup yang kita jalani, akhir seperti apa yang akan kita dapatkan.

Apakah Tuhan tak memiliki andil dalam rumus ini? Tentu saja, Tuhan bahkan memiliki andil yang sangat besar.

Ada satu nasihat yang sangat indah dari seorang sahabat…

Ketika kehidupan memberimu SERIBU alasan untuk ingin sesuatu, pahamilah bahwa Allah SWT Memiliki SEJUTA pengetahuan akan kebutuhanmu.

Tak semua hal yang kita inginkan tercapai, berapapun usaha yang kita lakukan untuk keinginan itu. Allah SWT-lah yang Maha Mengetahui kebutuhan setiap makhluk-Nya. Ketika hal yang tak diinginkan terjadi atau hal yang diinginkan tak kunjung terjadi, seharusnya tak ada hal yang dapat mencegah kita dari terus-menerus mencari hikmah dari setiap kejadian. Allah SWT Mahatahu, lalu kenapa kita berprasangka buruk kepada kehidupan atau bahkan kepada-Nya?

Awali hari ini dengan rasa syukur, nikmati setiap detik dengan istiqomah (tetap di jalan yang benar) dan akhiri kelelahan hari dengan senyum dan ikhlas.

Ketika orang lain meremehkan usaha kita, ketahuilah bahwa Allah SWT tidak menyia-nyiakan apa yang kita usahakan. Ketika orang lain tidak memberi penghargaan yang kita harapkan, cukupkanlah Allah SWT sebagai saksi dan tujuan hidup kita, karena ialah sebaik-baiknya Pemberi Balasan.

Apakah Anda masih mahasiswa K3? Kos, Kampus, Kantin? Berpikirlah bahwa kau dapat meraih lebih dari itu, teman…

Apakah Anda masih mahasiswa Nasakom(Nasib Satu Koma)? Berpikirlah bahwa kau juga dapat meraih prestasi yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Ayo Mahasiswa, kita avant-garde perjuangan bangsa menuju masa depan bangsa yang bahagia!

Hidup bagaikan sandiwara, bolehlah… Sandiwara perjuangan meraih pulau impian tentunya. Badai pasti berlalu. (2-12-08/21:50).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar